TEMPO.CO, Bogor - Sejumlah tokoh pendidikan dari dalam dan
luar negeri menyarankan kepada pemerintah RI agar penggunaan media sosial,
seperti Twitter dan Facebook, yang selama ini identik dengan masyarakat
perkotaan diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan. Meski Indonesia
menjadi pengguna media sosial terbesar keempat di dunia, para tokoh pendidikan
menilai manfaat media sosial saat ini lebih didominasi konten hiburan.
"Media sosial belum sampai digunakan untuk
memberdayakan masyarakat," kata Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut
Pertanian Bogor (IPB), Dr Arif Satria, pada acara simposium internasional
dengan tema "Development Communication for Sustainable Development of
Rurat Community" yang dilaksanakan Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia
(FORKAPI) IPB, yang berlangsung dua hari, Rabu dan Kamis, 30 dan 31 Oktober
2013.
Menurut Arif, media sosial bisa dimanfaatkan sebagai sarana
penyuluhan. Seperti mensosialisasikan sistem cocok tanam, info cuaca, keadaan
gelombang laut, dan suhu. "Di mana nelayan atau petani bisa mengakses
itu," Arif menjelaskan.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan dalam menyukseskan
program pemberdayaan adalah memanfaatkan para penggiat jejaring sosial yang
memiliki banyak follower untuk aktif mensosialisasikan konten-konten informasi
pertanian dan nelayan.
Menurut profesor dari Emeritus University of the Philippines
Open University, Felix Librero, pemerintah Indonesia seharusnya bisa
memanfaatkan jejaring sosial, seperti Facebook, untuk terjun langsung ke
masyarakat. Seperti halnya di Filipina, menurut Felix, pemerintah memanfaatkan
media sosial untuk kegiatan pemberdayaan, termasuk dalam hal politik.
"Pemerintah Indonesia justru punya peluang lebih besar untuk lebih dekat
ke masyarakat dengan memanfaatkan media sosial," kata Felix, yang menjadi
pembicara dalam acara tersebut.
Selain jejaring sosial, Profesor Felix merekomendasikan
penguatan eksistensi media komunitas. "Peran media komunitas sangat kuat
karena sangat dekat dengan masyarakat," katanya.
Sementara Profesor Adnan Husein, dari School of Communication
University Sains Malaysia, menyatakan bahwa pengadaan fasilitas akses informasi
mutlak dilaksanakan jika menginginkan suatu masyarakat berkembang dengan baik.
Seperti halnya di Malaysia, Profesor Adnan menggambarkan
bahwa pemerintah setempat memberikan fasilitas bagi penduduk untuk
berkomunikasi dengan masyarakat luar melalui penggunaan media sosial.
"Dari adanya fasilitas itu, masyarakat di negara kami bisa mengakses
segala bentuk kebutuhannya," Adnan menjelaskan.
Presiden Forkapi Aida Vitayala S. Hubeis mengungkapkan bahwa
langkah konkret yang harus dilakukan adalah membangun kerja sama antara
akademisi dan pemerintah dalam menyusun multistrategi dan multidimensi terkait
pemetaan program pemberdayaan di desa. Kerja sama bisa dilakukan, salah satunya
dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam memetakan tokoh-tokoh
berpengaruh di daerah, dan mereka menjadi mediator pemerintah dengan masyarakat
dalam melaksanakan program pemberdayaan yang dilakukan melalui media sosial.
Menurut Aida, program pemberdayaan itu bisa efektif jika
pemerintah mengefektifkan komunikasi pembangunan dengan pola partisipatif dan
dialogis. Kemudian hal lain yang perlu dilakukan, kata Aida, menghidupkan media
komunitas yang bersahabat. "Kita pernah mengalami era media komunitas yang
sangat baik, tetapi semakin ke sini semakin menurun perannya," kata Aida.[1]
Dari artikel di atas kita dapat mengambil
pelajaran bahwa media sosial yang selama ini banyak dipakai oleh masyarakat
Indonesia khususnya pada masyarakat perkotaan yang sebagian dari kita hanya
menggunakan media sosial yang ada hanya untuk bermain-main saja, ternyata media
sosial seperti facebook & twitter bisa bermanfaat bagi para petani dan
nelayan.
Media sosial jika digunakan oleh
kalangan remaja mungkin kebanyakan hanya digunakan untuk berkomunikasi anatara
teman saja, namun jika media sosial ini digunakan oleh orang yang tepat, misalnya seseorang
yang tinggal di desa dan di pesisir laut yang sadar akan manfaat dari kemudahan
teknolgi informasi saat ini dan peduli untuk memajukan dan mempermudah
daerahnya maka akan menghasilkan
kebermanfaatan, beberapa pemanfaatan
dari media sosial untuk nelayan dan petani adalah media sosial bisa digunakan sebagai
sarana penyuluhan, seperti mensosialisasikan sistem cocok tanam, info cuaca,
keadaan gelombang laut, dan suhu. Selain sarana penyuluhan media sosial juga
bisa digunakan untuk para petani dan nelayan mengetahui info-info harga barang
dipasaran guna mengetahui berapa harga jual dari hasil produk sayuran atau ikan
yang telah mereka hasilkan dan ingin dijual ke pasaran. Sehingga diharapkan
petani dan nelayan bisa mengoptimalkan hasil panen dan ikan yang mereka miliki.
Tetapi pada kenyataannya sekarang
ini pengoptimalan media sosial untuk pemberdayaan petani dan nelayan sangatlah kurang, perlu
peran aktif pemerintah dalam mendukung pengoptimalan media sosial ini, seperti
pemerintah bekerja sama dengan operator penyedia jasa internet guna memperluas
jaringan internet hingga desa-desa terpencil dan pemerintah juga bisa
bekerjasama dengan tokoh-tokoh yang berpengaruh di daerahnya masing-masing, dan
mereka menjadi mediator antara pemerintah
dengan masyarakat dalam melaksanakan program pemberdayaan yang dilakukan
melalui media sosial. Yang diharapkan dengan kemudahan teknologi informasi
zaman sekarang ini memberi kesejahteraan rmanfaatan bagi para petani dan
nelayan
sumber :
[1] http://www.tempo.co/read/news/2013/11/01/072526353/Media-Sosial-untuk- Pemberdayaan-Petani-Nelayan
0 komentar:
Posting Komentar